"Unik Itu kamu"

on Senin, Oktober 25, 2010
~Baca hatiku dengan ramah,
Agar kau temukan makna sederhana,
Yang terkunci dalam peti hatiku...

Tentang,

~Perasaanku yang indah,
Mencari senyummu, kala mata ini merindunya
Menghapus bulir-bulir bening, kala dunia tak berlaku adil..

~Rindu pun,
Saat kisah itu kau tuang dalam catatan hidupku,
Tawa riang  tercipta,
Dalam paduan gerakan khasmu…

Tentang,

Perasaanku..
Kehadiranmu melengkapi puzzle hidupku,
Ku ikat dengan perasaan ini,
Hadirmu yang  terindah….





:: For all My bestfriends, wherever  you are ::

~ Dream Box ~

on Senin, Oktober 18, 2010
Kamar itu, tak pernah ramai olehnya…
Lebih senang di taman, menghitung langkah katanya, ketika ku tanya…
Namun, kali ini berbeda…
Seakan tak ada lagi taman, tak ingin lagi menghitung langkah…
Kamar kini bersorak bahagia, mendapat perhatian dari si empunya…
Sungguh aneh rasanya, tak seperti biasa…
sejak sore itu, saat mentari akan kembali ke peraduannya, seakan berucap sendu pada awan, layaknya berpisah kepada kawan…
Sejak senja mulai menampakkan keanggunannya…
Rumput-rumput menanti cemas, seakan menunggu seorang sahabat dan bergumam “apakah ia baik-baik, saja?”
Terlihat semburat kesedihan pada wajah bunga-bunga, karena tak mendengar tawa cerianya…
Oohh, jangan kau tanya pepohonan, juga pada udara di taman, mereka telah bersedu sedan…
Tak mampu lagi kugambarkan suasana kala itu…
Dia, si tokoh idola para penghuni taman, sedang tak ingin berkawan…
 
Pada siapapun,
Kecuali pada kamar, karena ia tak punya pilihan…
Terang benar kesedihan itu, hingga beningan air membasahi kulit lembut di bawah kelopak mata…
Dia, si tokoh idola para penghuni taman, bercerita dengan terisak…
Semburat kecemasan tergambar jelas pada setiap ucapan, kedipan mata, tarikan nafas…
Akan kesadarannya pada teman sebayanya, yang tak memiliki kotak mimpi untuk mimpi-mimpi sederhana mereka…
Dia, si tokoh idola para penghuni taman, kini melanjutkan…
Bulir-bulir bening itu tak henti-hentinya membasahi kulit lembut di bawah kelopak mata…
Mengadu pada kamar…
Kotak mimpi itu tak lagi mampu menampung mimpi-mimpinya,
tak ada lagi ruang untuk mimpi-mimpi barunya,
mimpi-mimpi yang selalu membuatnya bersemangat untuk bermain di taman,
satu langkah baginya mengukir satu mimpi,
Sementara, tak ada ‘kotak mimpi’ untuk teman sebayanya..
Mereka mengadu pada dunia, yang tak lagi bertelinga…
Dia, si tokoh idola para penghuni taman, bergumam tertahan…
“Mimpi siapakah yang kan di peluk olehNya”

In August, forgot the date, At that room (lazy room)
*the rain was falling*




That's Me


Aku,
di teras rumahku,
menikmati senja di langit biru,
menikmati burung-burung berkicau merdu,
seakan mengadu,
akan sesuatu,
apakah itu???
Dalam benakku, mereka juga merasa haru
Akan hari yang segera berlalu,
Oohh, senja dilangit biru..
Ku rindu Tuhanku…

-rayhanah(kucluk selalu)-